Weburic – Di era digital, akses internet telah menjadi kebutuhan utama bagi banyak orang. Salah satu solusi praktis untuk tetap terhubung saat bepergian adalah memanfaatkan jaringan Wi-Fi publik, yang kini tersedia di berbagai tempat seperti kafe, bandara, mal, hingga transportasi umum.
Namun, kemudahan ini menyimpan risiko serius. Di balik tawaran internet gratis yang menarik, ancaman keamanan data mengintai tanpa disadari. Menurut laporan dari Electronic Specifier kepada Anugerahslot (Kamis, 5 Juni 2025), Wi-Fi publik dapat menjadi celah bagi kejahatan siber yang membahayakan informasi pribadi penggunanya.
Salah satu bentuk serangan paling umum yang terjadi di jaringan terbuka ini adalah:
1. Serangan Man-in-the-Middle (MitM)
Dalam serangan ini, peretas menyusup di antara koneksi pengguna dan jaringan yang digunakan. Mereka dapat mencegat, mengintip, atau bahkan memanipulasi data yang dikirim maupun diterima.
Informasi sensitif seperti kata sandi, data keuangan, dan isi pesan pribadi bisa dengan mudah dicuri jika pengguna tidak waspada.
2. Wi-Fi Palsu (Evil Twin)
Penjahat siber bisa dengan mudah menciptakan jaringan Wi-Fi tiruan yang menyerupai jaringan resmi, misalnya dengan nama seperti “Free_Airport_WiFi”. Ketika pengguna tanpa sadar terhubung ke jaringan palsu ini, seluruh lalu lintas data dapat dimonitor, disadap, bahkan dicuri.
Salah satu kasus nyata terjadi pada tahun 2024, ketika seorang pria berhasil mencuri data dari penumpang pesawat dengan menciptakan jaringan Wi-Fi palsu selama penerbangan.
3. Pencurian Informasi Pribadi
Jaringan tanpa enkripsi memungkinkan informasi sensitif seperti nama lengkap, alamat email, nomor kartu kredit, hingga nomor identitas terekspos. Bahkan aktivitas browsing yang tampak biasa bisa cukup bagi peretas untuk mengambil data pribadi Anda.
4. Distribusi Malware dan Ransomware
Pelaku kejahatan siber dapat menyuntikkan malware ke dalam koneksi Wi-Fi publik yang mereka kendalikan. Perangkat yang terhubung bisa secara otomatis mengunduh dan menginstal software berbahaya ini tanpa sepengetahuan pengguna.
Dalam kasus lebih parah, ransomware bisa ikut tersebar, yaitu jenis malware yang akan mengunci data penting Anda dan menuntut pembayaran tebusan agar akses bisa dikembalikan.
5. Pembajakan Akun dan Sesi
Login ke akun pribadi seperti email atau media sosial melalui Wi-Fi publik bisa membuka peluang pembajakan sesi. Ini memungkinkan peretas mengambil alih akun Anda dan menggunakannya seolah-olah mereka adalah Anda. Risiko ini semakin besar jika menyangkut akun keuangan atau bisnis.
Tips Mengamankan Data Pribadi Saat Menggunakan Wi-Fi Publik

Agar tetap aman saat terhubung ke jaringan Wi-Fi publik, penting untuk menerapkan beberapa langkah pencegahan berikut ini:
1. Gunakan VPN (Virtual Private Network)
VPN merupakan salah satu cara paling efektif untuk melindungi data saat berselancar di internet, terutama ketika menggunakan jaringan Wi-Fi terbuka. Teknologi ini mengenkripsi seluruh aktivitas online, sehingga informasi yang dikirim dan diterima tidak mudah diakses oleh pihak ketiga.
Meskipun kamu terhubung ke Wi-Fi gratis di kafe, bandara, atau hotel, VPN akan tetap menjaga kerahasiaan data seperti login akun, lokasi, dan aktivitas penjelajahan. Ini membuatmu jauh lebih aman dari risiko penyadapan atau pencurian data.
2. Hindari Mengakses Akun Keuangan dan Data Sensitif
Sebisa mungkin jangan membuka akun perbankan, melakukan transaksi online, atau mengakses dokumen penting saat memakai Wi-Fi publik. Jaringan umum biasanya minim proteksi, sehingga rawan dimanfaatkan oleh peretas.
Jika ada kebutuhan mendesak untuk membuka data penting, sebaiknya tunggu hingga kamu terhubung ke jaringan pribadi atau aman, seperti jaringan rumah atau kantor yang dilengkapi sistem keamanan lebih kuat.
3. Pastikan Nama Jaringan Wi-Fi Asli
Banyak peretas membuat jaringan Wi-Fi palsu dengan nama yang mirip dengan jaringan resmi—contohnya “FreeCafe_WiFi” alih-alih “Cafe_WiFi”—guna menipu pengguna agar terhubung ke jaringan mereka. Untuk mencegah hal ini, selalu konfirmasi nama jaringan Wi-Fi ke staf di tempat kamu berada sebelum menyambungkan perangkat. Langkah sederhana ini bisa mencegah kamu menjadi korban pencurian data.
4. Nonaktifkan Auto-Connect dan File Sharing
Fitur auto-connect memungkinkan perangkatmu terhubung secara otomatis ke jaringan Wi-Fi publik tanpa persetujuanmu. Ini bisa membuka celah bagi peretas, apalagi jika jaringan tersebut palsu atau tidak aman.
Matikan juga fitur file sharing dan printer sharing di perangkatmu. Dengan menonaktifkannya, kamu mencegah pengguna lain di jaringan yang sama mengakses data atau file pribadimu tanpa izin.
5. Aktifkan Otentikasi Dua Faktor (2FA)
Mengaktifkan 2FA adalah langkah penting untuk menjaga akun tetap aman. Saat kamu login ke akun penting seperti email, media sosial, atau aplikasi keuangan, kamu akan diminta memasukkan kode verifikasi tambahan selain kata sandi. Dengan ini, meski kata sandimu bocor, peretas tetap tidak bisa masuk ke akun tanpa kode verifikasi tersebut.
6. Rutin Perbarui Sistem dan Aplikasi
Selalu perbarui perangkat lunak di smartphone, laptop, dan aplikasi yang digunakan. Pembaruan sistem biasanya membawa patch keamanan terbaru yang dapat menutup celah yang mungkin dimanfaatkan peretas. Jangan tunda atau abaikan notifikasi update yang muncul.
7. Gunakan Data Seluler Saat Membuka Informasi Penting
Jika kamu harus mengakses informasi sensitif di tempat umum, lebih baik gunakan jaringan seluler dari ponselmu sendiri daripada Wi-Fi publik. Jaringan seluler memiliki tingkat enkripsi dan keamanan lebih tinggi, sehingga lebih sulit diretas dibandingkan Wi-Fi terbuka.